SABBATHA RAHZUARDI “WAJAH INDONESIA YANG MENDUNIA”

07 Sep 2015     Saatnya Lokal   Dibaca : 4007 kali.
SABBATHA RAHZUARDI  “WAJAH INDONESIA YANG MENDUNIA”

Di mata kaum hawa, nama “Sabbatha” menjadi jaminan mutu untuk sebuah tas berkualitas premium dengan rancangan mewah bermaterial kulit serta bertahtakan bebatuan alam Indonesia. Tak hanya itu, merek “Sabbatha” ini pun kian prestisius setelah supermodel Elle Mc Pherson, aktris Katie Holmes, serta Julia Roberts menggunakan produk tasnya. Tak ketinggalan Anggun C. Sasmi, Melly Goeslaw, hingga Christine Hakim juga meminatinya.

                 
Copyright www.indonesiaberprestasi.web.id

Adalah Sabbatha Rahzuardi, sang kreator bertangan dingin di balik daya pikat “Sabbatha”. Pria kelahiran 28 Mei 1977 ini memiliki visi untuk mengangkat warisan budaya Indonesia melalui brand fashion accessories“Sabbatha” yang dibangunnya sejak 2005 silam. Dalam waktu yang singkat, brand Sabbatha pun langsung melesat ke kancah Internasional. Inggris, Rusia, Afrika Selatan, Perancis, dan Korea adalah beberapa negara yang menjadi target pasar Sabbatha. Lulusan Universitas Sorbonne IX Paris ini mengungkapkan bahwa konsistensi, kreativitas, inovasi, kualitas, serta keunikan merupakan komponen terpenting yang membangun nilai tambah pada karya-karyanya di Sabbatha.

 
copyright the-mni.com

 
Ketimbang fashion designer, Sabbatha lebih senang dianggap sebagai seorang artist. Ya, bagi pria yang berdomisili di daerah Pantai Berawa Canggu ini apa yang dikerjakannya semata-mata sebagai sebuah ekspresi berkesenian dan passion-nya dalam bidang desain. Darah seni yang dimilikinya pun diakuinya berasal dari Ayahanda yang notabene seorang karikaturnis. Dari sejak kecil, Sabbatha telah mampu menunjukan kemampuan free hand-nya dalam menggambar.




 
                                      

Ditemui oleh M&I Magazine di showroom eksklusif-nya di bilangan Seminyak, Sabbatha pun menceritakan pengalamannya dalam membangun brand aksesoris fashion yang mampu menembus pasar Internasional. Pertanyaan-pertanyaan seputar konsep Sabbatha, proses kreatif, serta inovasi-inovasi barunya terangkum dalam interview berikut ini!






 

Saya memulai semua ini, ketika saya memutuskan untuk pindah ke Bali pada tahun 2001 lalu. Saat itu saya baru usai menuntaskan pendidikan saya di Perancis. Sebenarnya kuliah yang saya ambil adalah ekonomi. Tapi di saat yang bersamaan di Perancis saya juga sempat mengambil kuliah desain interior. Jadi basic pendidikan formal untuk desain aksesoris fashion itu sama sekali saya enggak punya. Mungkin karena saya belajarnya otodidak ditambah dengan sedikit background di arsitektur interior itu yang membantu saya untuk membuat desain aksesoris fashion. Karena ketika saya membuat desain sebuah tas seperti itu, garis-garisnya kelihatan. 


 
 
copyright farm2.static.flickr.com
 
Ide Sabbatha ini sendiri hadir untuk menarik dan menambahkan kreator di bidang fashion accessories di Indonesia. Secara konsep, saya ingin menggali dan meng-highlight warisan fashion Indonesia. Saya lihat banyak sekali teknik-teknik fashion yang merupakan warisan negeri kita sendiri sudah banyak dipakai oleh perancang di luar negeri. Sementara orang-orang kita malah tidak banyak memakainya. Sebut saja teknik kepang atau pengerjaan dengan kulit. Anehnya, kenapa tidak ada dari kita yang mampu memunculkan hal-hal tersebut. Di sini, saya berusaha membuat bagaimana caranya menempatkan Indonesia sebagai negara yang diperhitungan dalam mode.

 
 

Saya harus terjun sendiri. Saya enggak pernah membiarkan orang lain sendiri turun tangan tanpa kontrol dari saya. Saya harus liat sendiri. karena saya maunya konsisten terus. Kalau kita menawarkan suatu barang yang berkualitas dan konsisten, maka kita akan bisa bertahan. Apabila kita hanya bisa membuat sesuatu yang bersifat sementara serta tidak konsisten dari segi kualitas dan kreativitas enggak akan bertahan lama. Dan saya cukup bangga saya orang Indonesia dan ini produk Indonesia, jadi enggak ada yang dibuat luar negeri. Semuanya dikerjakan di Bali dan material-materialnya berasal dari sini dan Jawa.

 
Editor & Penulis : Witta Dwiny Putri

Comments
Use a Facebook account to add a comment, subject to Facebook's Terms of Service and Privacy Policy. Your Facebook name, photo & other personal information you make public on Facebook will appear with your comment, and may be used on Starvision's media platforms. Learn more.