Gunagoni yang terlahir dari pemikiran Andreas Bimo Wijoseno pada tahun 2014 merupakan satu lini di Ku Ka Sosial yang berfokus pada  pemanfaatan karung goni. Andreas dengan santainya membeli sampah goni yang ada di pasar tradisional. Ia berpikir bahwa sampah-sampah ini harus segera dimanfaatkan, walau belum tahu akan menjadi apa kelak.

Kemudian atas saran seorang sahabat, Andreas mulai mengubah karung goni yang teronggok ini menjadi sebuah tas dengan desain yang sederhana. Tampil apa adanya, Gunagoni memiliki desain yang tidak banyak menggunakan aksesori tambahan seperti  manik-manik, patch, atau yang lainnya. Gunagonipun tidak menggunakan warna-warni atau wewangian tambahan.

Hal-hal ini bertujuan agar ketika karung goni ini rusak setelah seringnya dipakai, bisa terurai lagi di tanah. Tidak menjadi bahan yang membahayakan bagi bumi, Gunagoni lahir sebagai solusi bagimu yang memimpikan keberlanjutan bumi ini. Selain kepedulian akan lingkungan yang kamu tanamkan dalam diri, kamu pun dapat tampil sederhana dan mempesona dengan Gunagoni yang produknya tetap kekinian dengan tampilan yang apa adanya.