Bumi telah lama menghangat bahkan memanas. Salju di Puncak Jaya, Papua pun sudah mulai meleleh sejak 2008. Menurut sumber di merdeka.com, pada pendakian tahun 2008, salju telah hilang sepanjang 200 meter dari lidah gletser di Puncak Cartensz. Kini, sudah berapa meter, ya saljunya bergeser?

Dari segi iklim, Indonesia belum merdeka dari pemanasan global, Kawan Ku Ka. Pembalakan hutan, pembangunan perumahan, pusat perbelanjaan, dan berbagai kegiatan yang membuat iklim semakin parah harus pelan-pelan kita perangi dengan kegiatan baik. Cara simpel untuk memeranginya dengan menggunakan fashion item yang kece dan ramah lingkungan: TRI Upcycle.

Bagaimana awal berdirinya TRI Upcycle?

Pada Juni 2016, ide TRI Upcycle muncul dari seorang murid berusia 15 tahun, Ben Fijal. Awalnya ide TRI digunakan sebagai bahan project kelulusan SMP di Green School Bali.

Apa tujuan didirikan TRI Upcycle?

Menurut Ben, TRI Upcycle didirikan untuk mengurangi penggunaan tissue dengan menggantinya dengan sapu tangan yang terbuat dari kain katun organik.

Apa saja produk yang dibuat oleh TRI Upcycle?

Seiring berjalannya waktu, kini TRI Upcycle berkembang menjadi produsen produk upcycle dari limbah kain, utamanya adalah seprai bekas dari hotel-hotel dan villa di Bali. Tadinya TRI Upcycle bernama TRI Handkerchief karena produknya terbatas di saputangan.

Sebagai sociopreneur, ke manakah keuntungan yang dihasilkan TRI Upcycle akan didonasikan?

Sebagian profit yang didapatkan didonasikan ke 3 NGO di Kalimantan Tengah yang mendukung hutan.

Ada lagi bentuk kerjasama TRI Upcycle dalam menjaga alam?

Saat ini TRI Upcycle bekerjasama dengan 6 NGO dari Kalimantan, Sumatera dan Bali yang masing-masing memiliki peran dalam melindungi hutan di Indonesia.

Memerdekakan bukan perkara mudah, memerdekakan bukan suatu hal yang tidak bisa dilakukan. Memerdekakan bisa dilakukan dengan cara simpel, salah satunya dengan mengurangi penggunaan tissue, giatkan penggunaan sapu tangan dan buat perubahan.

Indonesia makin merdeka!

Foto-foto: TRI Upcycle