SANGGAR ANAK ALAM: MENDIDIK DENGAN HATI TIADA HENTI

24 Jul 2017   Ku Ka   Ku Ka Sosial   Dibaca : 2107 kali.
Sanggar Anak Alam: Mendidik dengan Hati Tiada Henti

Sanggar Anak Alam (selanjutnya disebut Salam) yang berlokasi di Bantul, Jogjakarta merupakan satu dari beberapa tempat pendidikan berbasis pendekatan dengan alam. Dikepalai oleh Yudhistira Aridayan sebagai ketua PKBM dengan pengawasan penuh dari Ibu Wahya sebagai pencetus dan pemilik, Salam memiliki tujuan untuk membantu anak dan remaja untuk bisa menemukan dirinya serta apa yang benar-benar menjadi cita-cita di masa depannya tanpa paksaan dan tekanan.


sanggar anak alam salam jogja.jpg


Dengan empat komitmen, yaitu pangan, lingkungan hidup, sosial budaya, dan kesehatan sebagai pokok kehidupan manusia, Salam mampu memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didiknya. Dalam hal pangan dan kesehatan, Salam menyediakan makan siang serta camilan sehat dari bahan-bahan organik bagi para pengajar serta para murid. Untuk lingkungan hidup, Salam menggiatkan para pengajar, peserta didik dan orangtua untuk hidup dekat dengan alam seperti saat Ku Ka bertandang ke sana, para murid serta tenaga pendidik menyusuri sungai yang ada di tengah sawah, bermain dengan hal-hal yang bersinggungan dengan alam, serta belajar mengenai alam yang didapatkan dengan membaca buku di perpustakaan.



bu wahya dan pak sanggar anak alam.jpg

Pada aspek sosial budaya, Salam menekankan bahwa semua orang dapat menjadi guru dan semua orang dapat menjadi murid, tidak dibatasi oleh usia dan keadaan. Setiap waktu pun adalah pembelajaran. Anak tidak ditekankan untuk belajar dengan berpatokan pada buku saja karena anak pun belajar melalui lingkungan sosial dan kejadian-kejadian yang ia alami. Sungguh berbeda dari sekolah pada umumnya, ya?


Salam juga menekankan keguyuban antarorangtua, pengajar, dan siswa. Kegiatan di luar sekolah biasa mereka lakukan bukan di akhir semester saja seperti biasa disebut study tour. Mereka memusyawarahkan kegiatan serta hal lainnya dalam forum yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan. Tidak ada karakter indiviadualis yang terbangun, justru gotong royong. Satu untuk semua dan semua untuk satu. Jika ada guru yang tidak dapat mengajar karena sakit atau alasan lain, orangtua siap kapanpun untuk menggantikan dengan ilmu yang tidak terbatas.


Sebagai sanggar yang mandiri, Salam tidak bergantung pada pihak swasta lain ataupun pemerintah dalam hal pembiayaan. Mereka membangun lini produk Sedapur Salam yang menyokong dana operasional sekolah. Sungguh hebat, bukan?


sanggar anak alam sedapur salam jogja bantul.jpg


Selain mandiri dari segi pendanaan, Salam juga semakin maju dengan dibukanya kelas setara SMA pada Juli tahun ini. Mereka berharap dapat lebih mendidik anak dengan hati yang tulus agar mereka dapat semakin yakin kemana mereka akan melangkah, seperti apa mereka akan membentuk diri tanpa tekanan dari manapun. Salam yakin, setiap kita punya talenta dan masa depan yang cerah tanpa harus memaksakan menjadi orang lain.


Sudahkah Kawan Ku Ka membebaskan diri untuk belajar lebih?


(Anna Debora)

Comments
Use a Facebook account to add a comment, subject to Facebook's Terms of Service and Privacy Policy. Your Facebook name, photo & other personal information you make public on Facebook will appear with your comment, and may be used on Starvision's media platforms. Learn more.