Bisnis Lokal 27 April 2021, 09:22
Indonesia Jadi Produsen Biodiesel Terbesar Dunia
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Petunjuk hubungi admin
Untuk dapat mengubungi admin kuka.co.id anda akan di bawa menuju halaman pusat bantuan di halaman tersebut bagian kanan bawah anda akan melihat gambar di bawah ini :
Untuk menuju pusat bantuan klik tombol "Ya, ke pusat bantuan" dan Jika anda ingin tetap berada di halaman ini klik tombol "Tidak, tetap disini"
Bisnis Lokal 27 April 2021, 09:22
Indonesia Jadi Produsen Biodiesel Terbesar Dunia
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, Indonesia memiliki kapasitas produksi biodiesel terbesar di dunia.
Melalui program B30, produksi biodiesel Indonesia tercatat berkapasitas 137 ribu barel per hari, lebih besar dibandingkan Amerika Serikat yang kapasitasnya 112 ribu barel per hari.
"Untuk Brasil 99 ribu barel oil per day di atas Jerman yang sebesar 62 ribu barel oil per day," ujar Airlangga dalam webinar, Senin (26/4/2021). Lanjut Airlangga, produksi biodiesel ini menjadi salah satu komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi rumah kaca dan mengembangkan pembangunan berkelanjutan.
Indonesia sendiri berkomitmen mengurangi 29 persen gas emisi rumah kaca dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Kesepakatan ini juga sudah diratifikasi dengan UU Nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change.
Ditargetkan, pada 2026, bauran energi primer minimal khususnya EBT (Energi Baru Terbarukan) dapat mencapai 23 persen, tenaga gas mencapai 22 persen dan konservasi energi mencapai 11 persen.
"Perjuangan akselerasi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerintah pusat dan daerah selalu membutuhkan kerjasama dan dukungan dari para stakeholder. Sinergi akan mempercepat transisi dari energi fosil ke EBT," ujar Airlangga.
Jangan Buang Minyak Jelantah, Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel yang Menguntungkan
Peluncuran perluasan penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)
Minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai ternyata berpotensi memenuhi kebutuhan biodiesel nasional hingga 32 persen.
Minyak jelantah ini tercatat bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar biodiesel secara komersil. Potensi besar ini dipetakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam memenuhi kebutuhan pemanfaatan B30.
Subkoordinator Keteknikan Bioenergi Kementerian ESDM Hudha Wijayanto mengungkapkan, ada 2 prinsip utama yang harus dipenuhi apabila menjadikan jelantah sebagai bahan baku biodiesel.
"Pertama, kualitas minyak jelantah harus mencapai standar spesifikasi biodiesel. Kedua, punya nilai keekonomian tinggi dan dapat diimplementasikan," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (18/4/2021). Menurut Hudha, jika minyak jelantah dikelola dengan 2 prinsip tersebut, maka pemanfaatannya dapat memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional.
"Jika kedua prinsip tersebut bisa dipenuhi oleh biodiesel dari jelantah, maka potensi jelantah sebesar 3 juta kiloliter per tahun akan dapat memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional," katanya.
Berdampak Positif ke Lingkungan
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Pada kesempatan yang sama, Engagement Unit Manager Traction Energy Asia Ricky Amukti menandaskan keberadaan minyak jelantah sebagai bahan bakar biodiesel memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesehatan.
"Minyak jelantah yang dibuang sembarangan akan berpengaruh langsung terhadap lingkungan hidup. Jika menumpuk di selokan, akan menimbulkan bau dan air selokan jadi kotor. Jika terserap di tanah, kualitas tanah akan menurun," ungkapnya.
Ricky menambahkan penggunaan biodiesel dari minyak jelantah ini akan menekan jumlah emisi karbon. Berdasarkan analisa Kementerian ESDM, biodisel sendiri berpotensi mengurangi 91,7 persen emisi karbon dibandingkan solar.
"Jika memanfaatkan jelantah, kita tak perlu mengganti hutan dengan perkebunan kelapa sawit, yang justru berpotensi meningkatkan emisi karbon," tuturnya.
Baca Artikel Lain
Kabar Terkini 25 Januari 2023, 11:44
Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Tidak perlu tunggu dapat tiket, masyarakat umum sudah bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19 Booster kedua. Hal ini dilakukan sebagai upaya percepatan vaksinasi sekaligus meningkatkan proteksi Read more...
Kabar Terkini 13 Oktober 2022, 15:02
Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Pemerintah telah menetapkan jumlah libur nasional dan cuti bersama 2023 sebanyak 24 hari. Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang mengatur hari libur nasional dan Read more...
Kabar Terkini 20 September 2022, 12:16
Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Timnas Indonesia U-20 sempat unggul, tertinggal, lalu akhirnya menang hingga tiket Piala Asia mampu diamankan. Pada laga terakhir Grup F di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, tim U-20 Read more...
62 Pride 20 September 2022, 11:30
BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Kelompok K-Pop BLACKPINK yang terdiri dari Jennie, Lisa, Jisoo, dan Rose baru saja merilis lagu sekaligus video musik terbaru mereka yang berjudul, “Shut Down.” Hingga artikel ini dirilis, video Read more...
62 Pride 16 September 2022, 15:12
Film Ngeri-ngeri Sedap Terpilih Mewakili Indonesia di Piala Oscar 2023
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Film Ngeri-Ngeri Sedap terpilih mewakili Indonesia mengikuti kompetisi Academy Awards ke-95 untuk kategori Film Fitur Internasional (The International Feature Film Award). Setiap tahun Academy of Read more...
Bisnis Lokal 27 April 2021, 09:22
Indonesia Jadi Produsen Biodiesel Terbesar Dunia
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, Indonesia memiliki kapasitas produksi biodiesel terbesar di dunia.
Melalui program B30, produksi biodiesel Indonesia tercatat berkapasitas 137 ribu barel per hari, lebih besar dibandingkan Amerika Serikat yang kapasitasnya 112 ribu barel per hari.
"Untuk Brasil 99 ribu barel oil per day di atas Jerman yang sebesar 62 ribu barel oil per day," ujar Airlangga dalam webinar, Senin (26/4/2021). Lanjut Airlangga, produksi biodiesel ini menjadi salah satu komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi rumah kaca dan mengembangkan pembangunan berkelanjutan.
Indonesia sendiri berkomitmen mengurangi 29 persen gas emisi rumah kaca dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Kesepakatan ini juga sudah diratifikasi dengan UU Nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change.
Ditargetkan, pada 2026, bauran energi primer minimal khususnya EBT (Energi Baru Terbarukan) dapat mencapai 23 persen, tenaga gas mencapai 22 persen dan konservasi energi mencapai 11 persen.
"Perjuangan akselerasi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerintah pusat dan daerah selalu membutuhkan kerjasama dan dukungan dari para stakeholder. Sinergi akan mempercepat transisi dari energi fosil ke EBT," ujar Airlangga.
Jangan Buang Minyak Jelantah, Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel yang Menguntungkan
Peluncuran perluasan penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)
Minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai ternyata berpotensi memenuhi kebutuhan biodiesel nasional hingga 32 persen.
Minyak jelantah ini tercatat bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar biodiesel secara komersil. Potensi besar ini dipetakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam memenuhi kebutuhan pemanfaatan B30.
Subkoordinator Keteknikan Bioenergi Kementerian ESDM Hudha Wijayanto mengungkapkan, ada 2 prinsip utama yang harus dipenuhi apabila menjadikan jelantah sebagai bahan baku biodiesel.
"Pertama, kualitas minyak jelantah harus mencapai standar spesifikasi biodiesel. Kedua, punya nilai keekonomian tinggi dan dapat diimplementasikan," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (18/4/2021). Menurut Hudha, jika minyak jelantah dikelola dengan 2 prinsip tersebut, maka pemanfaatannya dapat memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional.
"Jika kedua prinsip tersebut bisa dipenuhi oleh biodiesel dari jelantah, maka potensi jelantah sebesar 3 juta kiloliter per tahun akan dapat memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional," katanya.
Berdampak Positif ke Lingkungan
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Pada kesempatan yang sama, Engagement Unit Manager Traction Energy Asia Ricky Amukti menandaskan keberadaan minyak jelantah sebagai bahan bakar biodiesel memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesehatan.
"Minyak jelantah yang dibuang sembarangan akan berpengaruh langsung terhadap lingkungan hidup. Jika menumpuk di selokan, akan menimbulkan bau dan air selokan jadi kotor. Jika terserap di tanah, kualitas tanah akan menurun," ungkapnya.
Ricky menambahkan penggunaan biodiesel dari minyak jelantah ini akan menekan jumlah emisi karbon. Berdasarkan analisa Kementerian ESDM, biodisel sendiri berpotensi mengurangi 91,7 persen emisi karbon dibandingkan solar.
"Jika memanfaatkan jelantah, kita tak perlu mengganti hutan dengan perkebunan kelapa sawit, yang justru berpotensi meningkatkan emisi karbon," tuturnya.
Baca Artikel Lain
Kabar Terkini 25 Januari 2023
Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
Kabar Terkini 13 Oktober 2022
Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
Kabar Terkini 20 September 2022
Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
62 Pride 20 September 2022
BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
62 Pride 16 September 2022
Film Ngeri-ngeri Sedap Terpilih Mewakili Indonesia di Piala Oscar 2023
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
Artikel Terbaru