Local Heroes  27 Agustus 2020, 10:48

SANGGAR ANAK ALAM: Mendidik dengan Hati

Penulis : Ku Ka
Editor    : Ku Ka

SANGGAR ANAK ALAM: Mendidik dengan Hati

Sanggar Anak Alam (selanjutnya disebut Salam) yang berlokasi di Bantul, Jogjakarta merupakan satu dari beberapa tempat pendidikan berbasis pendekatan dengan alam. Dikepalai oleh Yudhistira Aridayan sebagai ketua PKBM dengan pengawasan penuh dari Ibu Wahya sebagai pencetus dan pemilik, Salam memiliki tujuan untuk membantu anak dan remaja untuk bisa menemukan dirinya serta apa yang benar-benar menjadi cita-cita di masa depannya tanpa paksaan dan tekanan.

 

sanggar anak alam salam jogja.jpg

 

Dengan empat komitmen, yaitu pangan, lingkungan hidup, sosial budaya, dan kesehatan sebagai pokok kehidupan manusia, Salam mampu memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didiknya. Dalam hal pangan dan kesehatan, Salam menyediakan makan siang serta camilan sehat dari bahan-bahan organik bagi para pengajar serta para murid. Untuk lingkungan hidup, Salam menggiatkan para pengajar, peserta didik dan orangtua untuk hidup dekat dengan alam seperti saat Ku Ka bertandang ke sana, para murid serta tenaga pendidik menyusuri sungai yang ada di tengah sawah, bermain dengan hal-hal yang bersinggungan dengan alam, serta belajar mengenai alam yang didapatkan dengan membaca buku di perpustakaan.


 

bu wahya dan pak sanggar anak alam.jpg

Pada aspek sosial budaya, Salam menekankan bahwa semua orang dapat menjadi guru dan semua orang dapat menjadi murid, tidak dibatasi oleh usia dan keadaan. Setiap waktu pun adalah pembelajaran. Anak tidak ditekankan untuk belajar dengan berpatokan pada buku saja karena anak pun belajar melalui lingkungan sosial dan kejadian-kejadian yang ia alami. Sungguh berbeda dari sekolah pada umumnya, ya?

 

Salam juga menekankan keguyuban antarorangtua, pengajar, dan siswa. Kegiatan di luar sekolah biasa mereka lakukan bukan di akhir semester saja seperti biasa disebut study tour. Mereka memusyawarahkan kegiatan serta hal lainnya dalam forum yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan. Tidak ada karakter indiviadualis yang terbangun, justru gotong royong. Satu untuk semua dan semua untuk satu. Jika ada guru yang tidak dapat mengajar karena sakit atau alasan lain, orangtua siap kapanpun untuk menggantikan dengan ilmu yang tidak terbatas.

 

Sebagai sanggar yang mandiri, Salam tidak bergantung pada pihak swasta lain ataupun pemerintah dalam hal pembiayaan. Mereka membangun lini produk Sedapur Salam yang menyokong dana operasional sekolah. Sungguh hebat, bukan?

 

sanggar anak alam sedapur salam jogja bantul.jpg

 

Selain mandiri dari segi pendanaan, Salam juga semakin maju dengan dibukanya kelas setara SMA pada Juli tahun ini. Mereka berharap dapat lebih mendidik anak dengan hati yang tulus agar mereka dapat semakin yakin kemana mereka akan melangkah, seperti apa mereka akan membentuk diri tanpa tekanan dari manapun. Salam yakin, setiap kita punya talenta dan masa depan yang cerah tanpa harus memaksakan menjadi orang lain.

 

Sanggar Anak Alam: Mendidik dengan Hati Tiada Henti

Sudahkah Lokalovers membebaskan diri untuk belajar lebih lagi?

 

Baca Artikel Lain

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua
Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023
Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20
BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia
Film Ngeri-ngeri Sedap Terpilih Mewakili Indonesia di Piala Oscar 2023

Local Heroes  27 Agustus 2020, 10:48

SANGGAR ANAK ALAM: Mendidik dengan Hati

Penulis : Ku Ka
Editor    : Ku Ka

SANGGAR ANAK ALAM: Mendidik dengan Hati

Sanggar Anak Alam (selanjutnya disebut Salam) yang berlokasi di Bantul, Jogjakarta merupakan satu dari beberapa tempat pendidikan berbasis pendekatan dengan alam. Dikepalai oleh Yudhistira Aridayan sebagai ketua PKBM dengan pengawasan penuh dari Ibu Wahya sebagai pencetus dan pemilik, Salam memiliki tujuan untuk membantu anak dan remaja untuk bisa menemukan dirinya serta apa yang benar-benar menjadi cita-cita di masa depannya tanpa paksaan dan tekanan.

 

sanggar anak alam salam jogja.jpg

 

Dengan empat komitmen, yaitu pangan, lingkungan hidup, sosial budaya, dan kesehatan sebagai pokok kehidupan manusia, Salam mampu memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didiknya. Dalam hal pangan dan kesehatan, Salam menyediakan makan siang serta camilan sehat dari bahan-bahan organik bagi para pengajar serta para murid. Untuk lingkungan hidup, Salam menggiatkan para pengajar, peserta didik dan orangtua untuk hidup dekat dengan alam seperti saat Ku Ka bertandang ke sana, para murid serta tenaga pendidik menyusuri sungai yang ada di tengah sawah, bermain dengan hal-hal yang bersinggungan dengan alam, serta belajar mengenai alam yang didapatkan dengan membaca buku di perpustakaan.


 

bu wahya dan pak sanggar anak alam.jpg

Pada aspek sosial budaya, Salam menekankan bahwa semua orang dapat menjadi guru dan semua orang dapat menjadi murid, tidak dibatasi oleh usia dan keadaan. Setiap waktu pun adalah pembelajaran. Anak tidak ditekankan untuk belajar dengan berpatokan pada buku saja karena anak pun belajar melalui lingkungan sosial dan kejadian-kejadian yang ia alami. Sungguh berbeda dari sekolah pada umumnya, ya?

 

Salam juga menekankan keguyuban antarorangtua, pengajar, dan siswa. Kegiatan di luar sekolah biasa mereka lakukan bukan di akhir semester saja seperti biasa disebut study tour. Mereka memusyawarahkan kegiatan serta hal lainnya dalam forum yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan. Tidak ada karakter indiviadualis yang terbangun, justru gotong royong. Satu untuk semua dan semua untuk satu. Jika ada guru yang tidak dapat mengajar karena sakit atau alasan lain, orangtua siap kapanpun untuk menggantikan dengan ilmu yang tidak terbatas.

 

Sebagai sanggar yang mandiri, Salam tidak bergantung pada pihak swasta lain ataupun pemerintah dalam hal pembiayaan. Mereka membangun lini produk Sedapur Salam yang menyokong dana operasional sekolah. Sungguh hebat, bukan?

 

sanggar anak alam sedapur salam jogja bantul.jpg

 

Selain mandiri dari segi pendanaan, Salam juga semakin maju dengan dibukanya kelas setara SMA pada Juli tahun ini. Mereka berharap dapat lebih mendidik anak dengan hati yang tulus agar mereka dapat semakin yakin kemana mereka akan melangkah, seperti apa mereka akan membentuk diri tanpa tekanan dari manapun. Salam yakin, setiap kita punya talenta dan masa depan yang cerah tanpa harus memaksakan menjadi orang lain.

 

Sanggar Anak Alam: Mendidik dengan Hati Tiada Henti

Sudahkah Lokalovers membebaskan diri untuk belajar lebih lagi?

 

Baca Artikel Lain

Kabar Terkini  25 Januari 2023

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka


Kabar Terkini  13 Oktober 2022

Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka


Kabar Terkini  20 September 2022

Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka


62 Pride  20 September 2022

BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka



Artikel Terbaru

Kabar Terkini  25 Januari 2023

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka

Kabar Terkini  13 Oktober 2022

Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka

Kabar Terkini  20 September 2022

Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka

62 Pride  20 September 2022

BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka