Komunitas & Sosial  22 April 2021, 14:05

Sejarah 22 April Diperingati Sebagai Hari Bumi

Penulis : Ku Ka
Editor    : Ku Ka

Sejarah 22 April Diperingati Sebagai Hari Bumi

Saat ini bumi sedang menghadapi masalah lingkungan yang serius. Terdapat beberapa masalah lingkungan yang utama seperti perubahan iklim global, pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi dan kemiskinan. Kegiatan kita di atas bumi ini sangat bergantung pada lingkungan. Hal itu karena segala sesuatu yang kita butuhkan untuk mempertahankan hidup berasal dari lingkungan. Namun, sangat disayangkan apabila kita menyaksikan kenyataan ini. Tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup seringkali membuat kita lupa. Segala hal yang terdapat di alam kita kuras habis, tanpa memikirkan akibatnya bagi diri kita dan makhluk hidup lainnya.
 

Tema Hari Bumi Sedunia 2021 yakni "Restore Our Earth" atau Pulihkan Bumi Kita. Tema Hari Bumi Sedunia itu berfokus pada proses alami, teknologi hijau yang muncul serta pemikiran inovatif yang dapat memulihkan ekosistem dunia.

 

Dikutip dari laman earthday.org, Hari Bumi Internasional diperingati setiap tanggal 22 April. Beberapa dekade sebelum lahirnya Hari Bumi, orang Amerika mengonsumsi gas bertimbal dalam jumlah besar dan tidak efisien. Sampai titik ini, arus utama Amerika sebagian besar tetap tidak menyadari masalah lingkungan dan bagaimana lingkungan yang tercemar mengancam kesehatan manusia. Di tahun 1962, hal itu berubah setelah terbitnya buku best seller Silent Spring karangan Rachel Carson New York Times. Buku ini terjual lebih dari 500.000 eksemplar di 24 negara karena dinilai mampu meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik terhadap organisme hidup, lingkungan dan hubungan yang tak terpisahkan antara polusi dan kesehatan masyarakat.

 

Jejak Sejarah Hari Bumi
 
Pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan bertepatan pada tanggal 22 April 1970, kira-kira 20 juta warga Amerika Serikat dan mahasiswa turun ke jalan memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungann lingkungan. Mereka berkumpul menentang kerusakan lingkungan yang disebabkan buruknya saluran pembuangan, serta semakin punahnya kelestarian flora di negeri itu. Aktor utama aksi nasional itu adalah Gaylord Nelson, politikus dan senator pertama yang menyuarakan isu-isu lingkungan menjadi agenda senat AS.

 
Gagasan hari bumi dimulai sejak Nelson menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969. Dalam pidatonya, ia mendesak perlunya memasukkan isu-isu kontroversial -dalam hal ini lingkungan hidup- dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model ‘teach in‘ yaitu sessi kuliah tambahan yang membahas tema-tema kontroversial yang sedang hangat, khususnya tema lingkungan hidup. Ternyata masyarakat menyambut baik ide ini, sehingga gerakan lingkungan benar-benar semarak dan timbul arus gerakan yang lebih besar dengan dicanangkannya Hari Bumi.
 
 
Dukungan ini terus membesar dan memuncak dengan menggelar peringatan hari bumi yang monumental. Ketika jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York dengan mengacungkan tinju kemarahan kepada para perusak bumi. Tidak kurang dari 1500 perguruan tinggi dan 10ribu sekolah berpartisipasi dalam unjuk rasa di New York, Washington dan San Franssisco. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada tanggal 22 April tersebut.

 
Nelson menyebut fenomena ini sebagai ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan dimana  masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu.

 
Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an -bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa dan sarjana- yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an.

 
Kesadaran terhadap lingkungan hidup pada masyarakat di Amerika Serikat mulai tergugah semenjak diterbitkannya buku “Silent Spring” karya Rachel Carson pada tahun 1962. Buku ini mengangkat seputar permasalahan lingkungan hidup yang sedang terjadi dan akan membahayakan manusia. Sejak beredarnya buku ini bermunculanlah berbagai kelompok yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan hidup.

 
Hari Bumi yang pertama ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional. Kini peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan Hari Bumi menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle.

 
Puncaknya, yaitu saat kelompok-kelompok ini berhasil menggerakkan jutaan orang untuk turun ke jalan dalam pencanangan Hari Bumi pada 22 April 1970. Saat itu sebenarnya ada beberapa tema lain selain masalah penyelamatan lingkungan hidup, antara lain masalah anti perang Vietnam, masalah anti rasial, dan beberapa permasalahan sosial yang lain. Namun masyarakat Amerika saat itu lebih memfokuskan gerakan aksi besar-besaran ini pada tema lingkungan hidup yang dibawakan sebagai pesan terhadap kalangan politisi dan pemerintah untuk memperhatikan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kelestarian lingkungan hidup.

 
Dari keberhasilan gerakan Hari Bumi pertama kali pada tahun 1970 di Amerika, lahirlah berbagai kelompok besar pelestari lingkungan hidup, antara lain Environmental Action (di Washington, 1970), kelompok Greenpeace (kelompok pelestari lingkungan yang cukup radikal dan militan, lahir pada tahun 1971), Environmentalist for Full Employment (kelompok penentang industrialisasi, lahir tahun 1975), Worldwatch Institute (pusat penelitian dan studi yang mengumpulkan berbagai informasi ancaman lingkungan global, lahir tahun 1975), dan masih banyak lagi kelompok-kelompok pemerhati lingkungan yang lain.


 
PBB sendiri memilih tanggal 20 Maret saat dimana matahari tepat di atas khatulistiwa sebagai peringatan Hari Bumi. Ini mengacu pada ide “hari bagi orang-orang bumi” yang dicetuskan aktivis perdamaian John McConnell. Hari yang lebih dikenal sebagai “Hari Bumi Equinoks” ini diperingati PBB setiap tahunnya sejak 21 Maret 1971. Namun PBB juga mengakui tanggal 22 April sebagai hari bumi yang dilaksanakan secara global. PBB secara resmi merayakannya 22 April sebagai “International Mother Earth Day“.

 
Di tahun 2000, Hari Bumi memanfaatkan kekuatan media digital untuk membangun jutaan percakapan lokal di lebih dari 180 negara. Pada 2010, Hari Bumi melibatkan 75.000 mitra global di 192 negara.

 
Hari Bumi 2020 menandai 50 tahun dengan aktivasi global yang bertujuan untuk memobilisasi satu miliar orang di seluruh dunia untuk tindakan transformatif bagi planet ini.

Baca Artikel Lain

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua
Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023
Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20
BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia
Film Ngeri-ngeri Sedap Terpilih Mewakili Indonesia di Piala Oscar 2023

Komunitas & Sosial  22 April 2021, 14:05

Sejarah 22 April Diperingati Sebagai Hari Bumi

Penulis : Ku Ka
Editor    : Ku Ka

Sejarah 22 April Diperingati Sebagai Hari Bumi

Saat ini bumi sedang menghadapi masalah lingkungan yang serius. Terdapat beberapa masalah lingkungan yang utama seperti perubahan iklim global, pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi dan kemiskinan. Kegiatan kita di atas bumi ini sangat bergantung pada lingkungan. Hal itu karena segala sesuatu yang kita butuhkan untuk mempertahankan hidup berasal dari lingkungan. Namun, sangat disayangkan apabila kita menyaksikan kenyataan ini. Tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup seringkali membuat kita lupa. Segala hal yang terdapat di alam kita kuras habis, tanpa memikirkan akibatnya bagi diri kita dan makhluk hidup lainnya.
 

Tema Hari Bumi Sedunia 2021 yakni "Restore Our Earth" atau Pulihkan Bumi Kita. Tema Hari Bumi Sedunia itu berfokus pada proses alami, teknologi hijau yang muncul serta pemikiran inovatif yang dapat memulihkan ekosistem dunia.

 

Dikutip dari laman earthday.org, Hari Bumi Internasional diperingati setiap tanggal 22 April. Beberapa dekade sebelum lahirnya Hari Bumi, orang Amerika mengonsumsi gas bertimbal dalam jumlah besar dan tidak efisien. Sampai titik ini, arus utama Amerika sebagian besar tetap tidak menyadari masalah lingkungan dan bagaimana lingkungan yang tercemar mengancam kesehatan manusia. Di tahun 1962, hal itu berubah setelah terbitnya buku best seller Silent Spring karangan Rachel Carson New York Times. Buku ini terjual lebih dari 500.000 eksemplar di 24 negara karena dinilai mampu meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik terhadap organisme hidup, lingkungan dan hubungan yang tak terpisahkan antara polusi dan kesehatan masyarakat.

 

Jejak Sejarah Hari Bumi
 
Pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan bertepatan pada tanggal 22 April 1970, kira-kira 20 juta warga Amerika Serikat dan mahasiswa turun ke jalan memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungann lingkungan. Mereka berkumpul menentang kerusakan lingkungan yang disebabkan buruknya saluran pembuangan, serta semakin punahnya kelestarian flora di negeri itu. Aktor utama aksi nasional itu adalah Gaylord Nelson, politikus dan senator pertama yang menyuarakan isu-isu lingkungan menjadi agenda senat AS.

 
Gagasan hari bumi dimulai sejak Nelson menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969. Dalam pidatonya, ia mendesak perlunya memasukkan isu-isu kontroversial -dalam hal ini lingkungan hidup- dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model ‘teach in‘ yaitu sessi kuliah tambahan yang membahas tema-tema kontroversial yang sedang hangat, khususnya tema lingkungan hidup. Ternyata masyarakat menyambut baik ide ini, sehingga gerakan lingkungan benar-benar semarak dan timbul arus gerakan yang lebih besar dengan dicanangkannya Hari Bumi.
 
 
Dukungan ini terus membesar dan memuncak dengan menggelar peringatan hari bumi yang monumental. Ketika jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York dengan mengacungkan tinju kemarahan kepada para perusak bumi. Tidak kurang dari 1500 perguruan tinggi dan 10ribu sekolah berpartisipasi dalam unjuk rasa di New York, Washington dan San Franssisco. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada tanggal 22 April tersebut.

 
Nelson menyebut fenomena ini sebagai ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan dimana  masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu.

 
Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an -bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa dan sarjana- yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an.

 
Kesadaran terhadap lingkungan hidup pada masyarakat di Amerika Serikat mulai tergugah semenjak diterbitkannya buku “Silent Spring” karya Rachel Carson pada tahun 1962. Buku ini mengangkat seputar permasalahan lingkungan hidup yang sedang terjadi dan akan membahayakan manusia. Sejak beredarnya buku ini bermunculanlah berbagai kelompok yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan hidup.

 
Hari Bumi yang pertama ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional. Kini peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan Hari Bumi menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle.

 
Puncaknya, yaitu saat kelompok-kelompok ini berhasil menggerakkan jutaan orang untuk turun ke jalan dalam pencanangan Hari Bumi pada 22 April 1970. Saat itu sebenarnya ada beberapa tema lain selain masalah penyelamatan lingkungan hidup, antara lain masalah anti perang Vietnam, masalah anti rasial, dan beberapa permasalahan sosial yang lain. Namun masyarakat Amerika saat itu lebih memfokuskan gerakan aksi besar-besaran ini pada tema lingkungan hidup yang dibawakan sebagai pesan terhadap kalangan politisi dan pemerintah untuk memperhatikan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kelestarian lingkungan hidup.

 
Dari keberhasilan gerakan Hari Bumi pertama kali pada tahun 1970 di Amerika, lahirlah berbagai kelompok besar pelestari lingkungan hidup, antara lain Environmental Action (di Washington, 1970), kelompok Greenpeace (kelompok pelestari lingkungan yang cukup radikal dan militan, lahir pada tahun 1971), Environmentalist for Full Employment (kelompok penentang industrialisasi, lahir tahun 1975), Worldwatch Institute (pusat penelitian dan studi yang mengumpulkan berbagai informasi ancaman lingkungan global, lahir tahun 1975), dan masih banyak lagi kelompok-kelompok pemerhati lingkungan yang lain.


 
PBB sendiri memilih tanggal 20 Maret saat dimana matahari tepat di atas khatulistiwa sebagai peringatan Hari Bumi. Ini mengacu pada ide “hari bagi orang-orang bumi” yang dicetuskan aktivis perdamaian John McConnell. Hari yang lebih dikenal sebagai “Hari Bumi Equinoks” ini diperingati PBB setiap tahunnya sejak 21 Maret 1971. Namun PBB juga mengakui tanggal 22 April sebagai hari bumi yang dilaksanakan secara global. PBB secara resmi merayakannya 22 April sebagai “International Mother Earth Day“.

 
Di tahun 2000, Hari Bumi memanfaatkan kekuatan media digital untuk membangun jutaan percakapan lokal di lebih dari 180 negara. Pada 2010, Hari Bumi melibatkan 75.000 mitra global di 192 negara.

 
Hari Bumi 2020 menandai 50 tahun dengan aktivasi global yang bertujuan untuk memobilisasi satu miliar orang di seluruh dunia untuk tindakan transformatif bagi planet ini.

Baca Artikel Lain

Kabar Terkini  25 Januari 2023

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka


Kabar Terkini  13 Oktober 2022

Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka


Kabar Terkini  20 September 2022

Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka


62 Pride  20 September 2022

BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka



Artikel Terbaru

Kabar Terkini  25 Januari 2023

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka

Kabar Terkini  13 Oktober 2022

Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka

Kabar Terkini  20 September 2022

Timnas Indonesia U-20 Lolos Ke Piala Asia U-20

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka

62 Pride  20 September 2022

BLACKPINK Kenakan Busana Rancangan Desainer Indonesia

Penulis: Ku Ka
Editor   : Ku Ka