Gaya Hidup 29 Juli 2020, 15:06
WARTEG FOR LIFE
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Petunjuk hubungi admin
Untuk dapat mengubungi admin kuka.co.id anda akan di bawa menuju halaman pusat bantuan di halaman tersebut bagian kanan bawah anda akan melihat gambar di bawah ini :
Untuk menuju pusat bantuan klik tombol "Ya, ke pusat bantuan" dan Jika anda ingin tetap berada di halaman ini klik tombol "Tidak, tetap disini"
Gaya Hidup 29 Juli 2020, 15:06
WARTEG FOR LIFE
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Denger kata WARTEG pasti semuanya langsung ngeh sama apa yang dimaksud nih, bahkan pasti hampir semua Lokalovers udah pernah ke WARTEG. WARTEG adalah singkatan dari dua kata yang digabung yakni 'warung' dan 'Tegal'. Menurut KBBI, 'warung' biasanya merujuk pada suatu tempat yang tidak terlalu besar, tempat orang menjajakan sesuatu, bisa itu makanan, minuman, kelontong, dan sebagainya. Sedangkan, 'Tegal', dengan "T" besar jelas menunjuk pada nama suatu kota. Lalu, apa sih yang menarik tentang WARTEG? Kok ada kata Tegalnya?Â
Â
Hampir di setiap daerah pasti ada WARTEG nih & jadi alternatif pilihan karena hampir semua orang mau cari makan murah meriah tapi enak untuk semua kalangan, mulai dari mahasiswa hingga pekerja. Warteg di Indonesia identik sebagai tempat makan murmer (murah meriah) bagi kalangan kelas menengah ke bawah. Warteg merupakan warung yang menjual berbagai jenis makanan, seperti ikan goreng, ayam goreng, orek tempe, telur goreng, sayur kangkung, hingga sejumlah makanan pelengkap lain.
Â
Â
Tampilan depan sebuah warteg (WARTEG Kharisma Bahari merupakan warteg pertama berkonsep franchise) - Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Â
Penelitian dari Rinda Asytuti yang dipublikasikan pada 2015 melihat fenomena warung Tegal sebagai salah satu bentuk usaha gastronomi berskala mikro yang berada di wilayah urban atau kota. Gastronomi adalah istilah untuk menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan penyediaan atau penyajian makanan. Warung Tegal sejak awal kemunculannya selalu berkait erat dengan perkembangan kaum urban dan pemenuhan kebutuhan perutnya.
Â
Tampilan & suasana saat makan di WARTEG - niaga.asia
Â
Ada yang percaya kalau WARTEG sudah ada sejak jaman penjajahan VOC Belanda dalam bentuk bendeng darurat yang menyediakan logistik untuk pasukan Sultan Agung dan semakin menjadi legenda di Indonesia sejak tahun 1950 saat Presiden Soekarno memindahkan ibukota Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan pusat pemerintahan, hal ini pun membuat banyak pembangunan infrastruktur & membuat banyak para pekerja proyek di Jakarta. Kesempatan ini dimanfaatkan para pedagang dari Tegal, Jawa Tengah untuk menjajakan makanan di Jakarta. Harga yang murah disertai rasa yang nikmat membuat WARTEG semakin diminati & terus tumbuh di berbagai sudut kota. Seiring waktu, karena kepopulerannya, dibangunlah warung-warung kecil dengan ukuran 3×3 di sekitar lokasi proyek pembangunan.
Â
Â
Pilihan menu di WARTEG - © Shutterstock/Andri Seto Baskoro
Â
Selain itu, katanya sih sejarah lahirnya warteg ini dipelopori oleh tiga desa utama yaitu Desa Sidapurna, Desa Sidakaton, dan Desa Krandon. Pada awalnya, masyarakat dari tiga desa tersebut mengelola warung makan secara bergantian, bahkan umumnya mereka masih memiliki garis keturunan yang sama. Diketahui, sebagian mayoritas penjual warung makan ini berasal dari Tegal, seiring berjalannya waktu disebut sebagai warung Tegal atau disingkat warteg.
Â
WARTEG pun akhirnya menjadi andalan masyarakat untuk mendapatkan makanan murah menjadikan warung ini menjamur khususnya di wilayah urban atau perkotaan. Di Jabodetabek diprediksi ada sebanyak 34.725 warteg.Â
Â
Suasana Warung Tegal (Warteg) Ellya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (21/7/2020) Pemilik Warteg Ellya telah melakukan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 seperti pembatasan jarak fisik, menyediakan area cuci tangan, mewajibkan pengunjung untuk menggunakan masker, serta penggunaan pelindung wajah dan sarung tangan untuk pelayan. -rmco.id
Â
Jadi, makan siang di WARTEG lagi yuk! Tapi kali ini harus sesuai dengan protokol kesehatan yang baru untuk mencegah penularan Covid-19. Adapun protokol Kesehatan WARTEG new normal meliputi: wajib memakai masker bagi pelanggan; cuci tangan dengan sabun saat masuk dan keluar warung; bergantian saat masuk, mengantre, dan keluar warung. Pemiliknya harus dilengkapi dengan masker, face shield, dan sarung tangan selama melayani pelanggan sebab kebersihan dan higienitas makanan menjadi prioritas.Â
Â
Selain itu, pengunjung juga wajib menjaga jarak dengan pengunjung lain saat makan di tempat, wajib menggunakan masker, jangan dilepas kecuali saat makan dan minum saja. Pemilik WARTEG juga menyarankan lebih baik makanan dibungkus atau pesan melalui aplikasi online atau masukkan uang pas ke dalam kotak yang tersedia. Tentu saja, meja dan kursi dibersihkan dengan disinfektan secara berkala.
Â
Baca Artikel Lain
62 Pride 05 Maret 2021, 09:47
Gaun Sate Ayam Wakil Indonesia di Miss Grand International
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Miss Grand Indonesia 2020, Aurra Kharishma, siap bertanding mewakili Indonesia di ajang Miss Grand International 2020 yang dihelat di Bangkok, Thailand, pada 15 hingga 27 Maret mendatang. Di ajang Read more...
Komunitas & Sosial 03 Maret 2021, 08:09
Kota Salatiga Paling Toleran se-Indonesia Versi Setara Instute
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Tiap tahun, Setara Institute mengeluarkan berbagai macam data dan salah satunya melaporkan kota paling toleran di Indonesia. Â Melalui Laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2020, Setara Institute Read more...
62 Pride 01 Maret 2021, 09:07
Wah, Ada WARKOP milik Orang Indonesia di Swiss!
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Di Indonesia, Lokalovers pasti dengan mudah menemukan WARKOP atau warung kopi kan? Hehehehehe … Tapi pernah terbayang kah kalau sedang berwisata ke negara Swiss ternyata kita bisa menemukan sebuah Read more...
62 Pride 26 Februari 2021, 09:25
Bandung, Kota dengan Makanan Tradisional Terbaik di Dunia 2020 Versi T...
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Situs Kroasia, TasteAtlas mengulas makanan tradisional, resep lokal, dan restoran autentik di seluruh dunia merilis TasteAtlas Awards 2020. Salah satu kategorinya adalah Kota dengan Makanan Read more...
Komunitas & Sosial 25 Februari 2021, 10:06
Mekanisme Pendaftaran & Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Mekanisme Pendaftaran & Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia di www.kemkes.go.id  Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah masuk pada tahap kedua untuk pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat Read more...
Gaya Hidup 29 Juli 2020, 15:06
WARTEG FOR LIFE
Penulis : Ku Ka
Editor : Ku Ka
Denger kata WARTEG pasti semuanya langsung ngeh sama apa yang dimaksud nih, bahkan pasti hampir semua Lokalovers udah pernah ke WARTEG. WARTEG adalah singkatan dari dua kata yang digabung yakni 'warung' dan 'Tegal'. Menurut KBBI, 'warung' biasanya merujuk pada suatu tempat yang tidak terlalu besar, tempat orang menjajakan sesuatu, bisa itu makanan, minuman, kelontong, dan sebagainya. Sedangkan, 'Tegal', dengan "T" besar jelas menunjuk pada nama suatu kota. Lalu, apa sih yang menarik tentang WARTEG? Kok ada kata Tegalnya?Â
Â
Hampir di setiap daerah pasti ada WARTEG nih & jadi alternatif pilihan karena hampir semua orang mau cari makan murah meriah tapi enak untuk semua kalangan, mulai dari mahasiswa hingga pekerja. Warteg di Indonesia identik sebagai tempat makan murmer (murah meriah) bagi kalangan kelas menengah ke bawah. Warteg merupakan warung yang menjual berbagai jenis makanan, seperti ikan goreng, ayam goreng, orek tempe, telur goreng, sayur kangkung, hingga sejumlah makanan pelengkap lain.
Â
Â
Tampilan depan sebuah warteg (WARTEG Kharisma Bahari merupakan warteg pertama berkonsep franchise) - Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Â
Penelitian dari Rinda Asytuti yang dipublikasikan pada 2015 melihat fenomena warung Tegal sebagai salah satu bentuk usaha gastronomi berskala mikro yang berada di wilayah urban atau kota. Gastronomi adalah istilah untuk menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan penyediaan atau penyajian makanan. Warung Tegal sejak awal kemunculannya selalu berkait erat dengan perkembangan kaum urban dan pemenuhan kebutuhan perutnya.
Â
Tampilan & suasana saat makan di WARTEG - niaga.asia
Â
Ada yang percaya kalau WARTEG sudah ada sejak jaman penjajahan VOC Belanda dalam bentuk bendeng darurat yang menyediakan logistik untuk pasukan Sultan Agung dan semakin menjadi legenda di Indonesia sejak tahun 1950 saat Presiden Soekarno memindahkan ibukota Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan pusat pemerintahan, hal ini pun membuat banyak pembangunan infrastruktur & membuat banyak para pekerja proyek di Jakarta. Kesempatan ini dimanfaatkan para pedagang dari Tegal, Jawa Tengah untuk menjajakan makanan di Jakarta. Harga yang murah disertai rasa yang nikmat membuat WARTEG semakin diminati & terus tumbuh di berbagai sudut kota. Seiring waktu, karena kepopulerannya, dibangunlah warung-warung kecil dengan ukuran 3×3 di sekitar lokasi proyek pembangunan.
Â
Â
Pilihan menu di WARTEG - © Shutterstock/Andri Seto Baskoro
Â
Selain itu, katanya sih sejarah lahirnya warteg ini dipelopori oleh tiga desa utama yaitu Desa Sidapurna, Desa Sidakaton, dan Desa Krandon. Pada awalnya, masyarakat dari tiga desa tersebut mengelola warung makan secara bergantian, bahkan umumnya mereka masih memiliki garis keturunan yang sama. Diketahui, sebagian mayoritas penjual warung makan ini berasal dari Tegal, seiring berjalannya waktu disebut sebagai warung Tegal atau disingkat warteg.
Â
WARTEG pun akhirnya menjadi andalan masyarakat untuk mendapatkan makanan murah menjadikan warung ini menjamur khususnya di wilayah urban atau perkotaan. Di Jabodetabek diprediksi ada sebanyak 34.725 warteg.Â
Â
Suasana Warung Tegal (Warteg) Ellya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (21/7/2020) Pemilik Warteg Ellya telah melakukan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 seperti pembatasan jarak fisik, menyediakan area cuci tangan, mewajibkan pengunjung untuk menggunakan masker, serta penggunaan pelindung wajah dan sarung tangan untuk pelayan. -rmco.id
Â
Jadi, makan siang di WARTEG lagi yuk! Tapi kali ini harus sesuai dengan protokol kesehatan yang baru untuk mencegah penularan Covid-19. Adapun protokol Kesehatan WARTEG new normal meliputi: wajib memakai masker bagi pelanggan; cuci tangan dengan sabun saat masuk dan keluar warung; bergantian saat masuk, mengantre, dan keluar warung. Pemiliknya harus dilengkapi dengan masker, face shield, dan sarung tangan selama melayani pelanggan sebab kebersihan dan higienitas makanan menjadi prioritas.Â
Â
Selain itu, pengunjung juga wajib menjaga jarak dengan pengunjung lain saat makan di tempat, wajib menggunakan masker, jangan dilepas kecuali saat makan dan minum saja. Pemilik WARTEG juga menyarankan lebih baik makanan dibungkus atau pesan melalui aplikasi online atau masukkan uang pas ke dalam kotak yang tersedia. Tentu saja, meja dan kursi dibersihkan dengan disinfektan secara berkala.
Â
Baca Artikel Lain
62 Pride 05 Maret 2021
Gaun Sate Ayam Wakil Indonesia di Miss Grand International
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
Komunitas & Sosial 03 Maret 2021
Kota Salatiga Paling Toleran se-Indonesia Versi Setara Instute
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
62 Pride 01 Maret 2021
Wah, Ada WARKOP milik Orang Indonesia di Swiss!
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
62 Pride 26 Februari 2021
Bandung, Kota dengan Makanan Tradisional Terbaik di Dunia 2020 Versi T...
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
Komunitas & Sosial 25 Februari 2021
Mekanisme Pendaftaran & Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia
Penulis: Ku Ka
Editor : Ku Ka
Artikel Terbaru